[Merenung Sampai Kapok]- Elegi Cinta Kolot (Seri: #1)
Senja memerahkan mega. Malam bersiap datang. Meski mentari malas untuk pulang. Seperti malasnya aku pergi dari sini. Dari sisa-sisa hutan yang papa ini. Bangkai hutan ini terlihat merana sekali dengan sisa-sisa pohonnya yang tumbang. Seperti merananya aku yang kebingungan karena kedatangan rasa yang aneh aku mengiranya. Cinta, begitu orang-orang menyebutnya. Sementara aku, aku tak tahu mesti menyebut rasa ini dengan sebutan apa. Entah rasa ini yang aneh, entah aku yang demikian primitif. Sama tak mengertinya. Bahkan untuk sekadar meraba soal ini saja aku tak tau. Parah sekali. Lalu, bagaimana aku bisa mengungkapkannya padamu, kalau aku sendiri pun tak tahu pasti apa yang aku rasakan.