Kartu Memori HP-ku Rusak
Sebelumnya perlu aku sampaikan terlebih dahulu seperti apa ponselku. Ponsel bermerk No*ia type 7610 keluaran tahun 2006. Ya, tidak mewah-mewah amat memang. Tapi, hanya inilah yang aku punya dan itu juga dibelikan oleh orang tua. Ponsel ini dibeli pada Oktober 2007. Dan sampai detik ini, barang yang aku sendiri tidak bisa membuatnya itu masih setia bersamaku. Kalau aku diminta untuk berganti kepada ponsel lain yang lebih bagus, lebih canggih, lebih keren, lebih bergaya, lebih ngetrend dan lebih kaya dengan berbagai fitur barunya, untuk saat ini aku masih sungkan (kecuali kau mau memberiku secara cuma-cuma). Selain karena ponsel canggih terkini itu pastilah mahal dalam harga dan tentunya ini tidak bisa berkompromi dengan kantongku mengingat isinya yang notabene memang cetek, tetapi, betapa ponsel ini telah bersamaku nyaris dalam segala hal. Mulai dari sebagai pendongeng pengantar tidurku, menjepret gambar narsisku, membuat tulisan ini, sampai sama-sama tercebur ke dalam empang pun pernah kami lakukan. Jadi, kalau dia sudah sedemikian setianya kepadaku, tega benar dan sayang sekali rasanya kalau harus aku gantikan dengan yang baru.
Suatu ketika ponsel ini hendak aku hidupkan, pada layar tertera tulisan "start up failed, contact retailer." waaah, bukan main paniknya aku. coba lagi dan lagi namun tetap saja pengumuman menjengkelkan itu tertera disana. Aku coba lepaskan kartu memorinya, Alhamdulillah bisa hidup lagi. Saat dipasang ulang, rupa-rupanya ngadat lagi. Tampaknya kata "Alhamdulillah" harus kutarik kembali.
Teringat bahwa aku punya kartu memori lain yang lebih kecil kapasitasnya, aku cari ketemu lalu kupasang. Dia menyala lagi tanpa ngadat. "berarti kartu memori yang biasa aku pakai nih yang bodong." gumamku. Dan kalau sudah begini, berarti semua isinya hilang. Foto-foto yang tak mungkin lagi bisa diambil sama persis adanya, Lagu-lagu favorit kesukaanku, Program-program aplikasi yang aku kumpulkan satu-persatu dengan mengunduh di internet, Catatan-catatan dan schedule site, semua musnah tanpa aku tahu apa penyebab kerusakan memori itu. "Dongkol banget". Beruntunglah ternyata kartu memori itu tidak jadi benar-benar rusak. dengan cara aku Format ulang pada ponselnya saja, ponsel itu bisa kembali menerima memori yang rusak aku mengiranya tadi tanpa melenyapkan data yang ada dalam kartu memori itu. Alhamdulillah, ternyata kalimat ini perlu kuucap lagi.
Luar biasa kecewa, kehilangan dan teraniaya sekali rasanya jika kerusakan kartu memori itu benar-benar terjadi secara permanen. Padahal sebelumnya aku pernah berkeinginan untuk mengganti dengan kartu memori yang lebih besar lagi kapasitas penyimpanannya. "Seandainya kapasitas penyimpanannya besar, tentu saja lebih banyak data yang bisa terkoleksi." pikirku dulu. Tapi betapa kerusakan sementara yang terjadi ini telah menohok telak dalam pikiranku. Aku jadi bisa membayangkan kengerian selanjutnya bahwa kapasitas memori yang lebih besar akan membawa kekecewaan yang lebih besar, lebih dahsyat, dan lebih menyakitkan lagi kalau sampai rusak juga. Tak cukup terobati hanya dengan mengganti kartu memori yang baru. Dan menurutku, kekecewaan besar itu bisa diminimalkan kalau aku tidak memiliki memori yang besar itu. Bahkan, bisa ditiadakan saja seandainya aku sebelumnya tidak punya ponsel sekalian.
Seperti seorang pemilik mobil barangkali, bagi pemilik mobil mewah nan mengkilap bodinya, kalau ada kotoran sedikit saja menempel di mobilnya dia bisa dengan geram membersihkannya. Batinnya sangat kecewa jika ada sesuatu yang bisa membuat mobilnya tak mengkilap. Hatinya gelisah mengawasi mobil melulu. Kalau jalan raya sedang padat, jiwanya tidak tenang, takut kalau-kalau ada yang menyenggol mobilnya. Kalau dia mampu, barangkali dia akan beli sendiri jalan itu agar tak ada yang mengganggu mobil tercinta. Apa saja, demi mobil tak hilang mulusnya.
Berbeda bagi yang sekedar memiliki mobil tua buruk rupa dan sering ngadat pula, dia tak perlu kelewat pusing memikirkan mulusnya bodi mobil karena memang tak dimilikinya. kalau hari sedang terik ia juga tak terlalu khawatir cat mobilnya akan rusak. Ketika jalanan padat, juga tak terlalu cemas akan ada yang menyenggol. "silakan saja kalau mau." pikirnya. Bahkan ketika tiba-tiba mogok, dia bisa melampiaskan kekesalannya dan segera terhibur karena bisa menendangnya tanpa takut mobilnya penyok. Toh memang sudah penyok ini.
Pendek kata, semakin besar, semakin keren, dan semakin berharga sesuatu yang kita miliki, akan semakin besar pula tingkat kecemasan yang datang. Semakin mahal yang kita punya, semakin besar peluang untuk kecewa. Semakin cantik pasangan, semakin besar kecemburuan kita karena sering dilirik orang lain. Kekecewaan itu sejatinya tak perlu muncul kalau semua kepunyaan kita itu tidak dirasa terlalu kita miliki. Dan sebagai akhir bualan ini, aku tak perlu melirik kartu memori yang lebih besar lagi. Salam. (Puja K.)
Dibaca: 1529